Striktur ureter adalah kondisi yang relatif jarang terjadi, meskipun ketepatan data prevalensi bisa bervariasi tergantung pada populasi dan faktor risiko yang terlibat. Secara umum, striktur ureter lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak, dan prevalensinya dapat bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Prevalensi dan Kejadian
- Penyebab Klinis Utama:
- Trauma: Cedera atau trauma pada ureter akibat operasi, kecelakaan, atau prosedur medis seperti kateterisasi bisa menjadi penyebab utama striktur ureter.
- Infeksi: Infeksi kronis seperti tuberkulosis atau infeksi saluran kemih yang berulang dapat menyebabkan peradangan dan akhirnya jaringan parut yang menyebabkan penyempitan ureter.
- Batu Ginjal: Batu yang besar atau sering di dalam ureter dapat menyebabkan kerusakan pada dinding ureter, yang kemudian dapat mengarah pada pembentukan striktur.
- Kondisi Medis Lainnya: Termasuk komplikasi dari prosedur medis sebelumnya seperti radioterapi atau pembedahan pada organ sekitarnya, seperti ginjal atau kandung kemih.
- Faktor Risiko:
- Usia dan Jenis Kelamin: Striktur ureter cenderung lebih umum terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Pria memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita, terutama dalam kasus striktur yang disebabkan oleh IMS.
- Riwayat Medis: Orang dengan riwayat infeksi saluran kemih yang sering atau pernah mengalami prosedur medis invasif pada saluran kemih memiliki risiko lebih tinggi.
- Faktor Genetik dan Kondisi Bawaan: Beberapa kondisi bawaan atau genetik yang mempengaruhi perkembangan ureter atau sistem kemih secara umum juga dapat meningkatkan risiko terjadinya striktur ureter.
Diagnosis dan Pengobatan
- Diagnosis:
- Tes Pencitraan: Diagnosis striktur ureter melibatkan penggunaan berbagai teknik pencitraan seperti ultrasonografi, urografi intravena (IVU), CT scan, atau MRI untuk menilai kondisi ureter dan ginjal secara mendetail.
- Pemeriksaan Endoskopi: Sistoskopi atau ureteroskopi digunakan untuk melihat langsung ureter dan memastikan diagnosis.
- Pengobatan:
- Dilatasi Ureter: Prosedur dilatasi ureter dengan menggunakan balon atau alat khusus untuk melebarkan area yang menyempit.
- Stent Ureter: Pemasangan stent ureter untuk menjaga saluran tetap terbuka dan memastikan aliran urin yang lancar.
- Operasi: Dalam kasus yang lebih parah atau kompleks, operasi mungkin diperlukan untuk mengangkat striktur atau bahkan merekonstruksi ureter.